Rabu, 18 Mei 2016

VEKTOR KUTU


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perjuangan manusia melawan gangguan hama (Artropoda pengganggu) sudah dimulai semenjak ia tercipta di muka bumi ini. Sebagian hama menyerang manusia dan hewan ternak baik secara langsung dengan menghisap darahnya, maupun tidak langsung sebagai penular berbagai jenis penyakit atau sebagai pengganggu dengan caranya “nimbrung”/ menempel pada inangnya sehingga menimbulkan gangguan fisik maupun psikis pada inangnya. Beberapa jenis hama diantaranya yaitu lalat, nyamuk, kutu, pinjal, caplak, tungau dan lain-lain .
Kutu adalah serangga yang sangat mengganggu manusia karena menghisap darah. Kutu juga bisa menjadi vektor penyakit. Di Indonesia, sampai akhir tahun 1970an, permasalahan kutu banyak ditemukan di rumah, gedung pertunjukan, hotel atau tempat lainnya dimana manusia tidur atau duduk. Tetapi karena keberhasilan pengendalian dengan insektisida berbasis organoklorin (al. DDT), kutu busuk hampir dapat dikendalikan secara penuh, dan hampir tidak ada informasi tentang serangan kutu busuk dalam kurun waktu 1980-2000. Tetapi akhir-akhir ini, terutama dalam 3-5 tahun terakhir, kutu busuk mulai menjadi masalah, banyak ditemukan di hotel berbintang, losmen asrama, dan sedikit di rumah tinggal. Sebenarnya permasalahan yang (mulai) terjadi di Indonesia tidak separah permasalahan yang sudah terjadi di banyak negara di Eropa, Amerika Serikat, Canada, dan Australia; bahkan Malaysia dan Singapura mulai melaporkan adanya permasalahan dengan kutu busuk. Di AS, misalnya pada tahun 2007 dilaporkan telah terjadi peledakan populasi (out breaks) kutu busuk di 50 negara bagian.
Munculnya kembali kutu busuk, merupakan salah satu misteri dalam Entomologi, mengingat serangga penghisap darah ini hampir tidak muncul untuk jangka waktu puluhan tahun. Walaupun demikian, adalah fakta bahwa dengan adanya globalisasi, orang dan barang dapat dengan mudah berpindah dari satu tempat/negara ke tempat/negara lainnya. Mobilitas ini turut memberikan kontribusi terhadap penyebaran kutu busuk ini ke seluruh dunia. Indikasi ini dapat dilihat antara lain bahwa kutu busuk banyak ditemukan di tempat orang datang dan pergi seperti hotel, losmen, apartemen dan asrama. Kutu busuk (termasuk telurnya) dapat terbawa secara tidak sengaja beserta pakaian, dalam koper/ransel, suitcase dan sebagainya.
B.     Tujuan
1.      Mengetahui jenis spesies kutu beserta ciri dan dampaknya bagi kesehatan manusia.
2.      Mengetahui cara pengendalian kutu.
3.      Mengetahui tentang pengertian kutu, klasifikasi,morfologi, bagian-bagian tubuh kutu, epidemiologi, gejala klinik, diagnosis, dan pengobatannya.
C.    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang mendasari penyusunan makalah ini tentang kehidupan parasit ini dalam segala aspek yang kemudian di rangkum dalam sub-sub pembahasan yang meliputi : pengertian kutu, klasifikasi,morfologi, bagian-bagian tubuh kutu, epidemiologi, gejala klinik, diagnosis, dan pengobatannya.


BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kutu
Kutu mengacu pada berbagai artropoda berukuran kecil hingga sangat kecil. Nama ini dipakai untuk sejumlah krustasea air kecil (seperti kutu air), serangga (seperti kutu kepaladan kutu daun), serta secara salah kaprah berbagai anggota Acarina (tungau dan caplak, yang berkerabat lebih dekat dengan laba-laba daripada serangga). Semua disebut "kutu" karena ukurannya yang kecil. Dengan demikian, pengertian awam istilah ini tidak memiliki arti taksonomi.
Dalam arti lebih sempit, kutu adalah serangga yang tidak bersayap dan berukuran kecil, yang dalam bahasa Inggris mencakup flea (kutu yang melompat, ordo Siphonaptera) danlouse (kutu yang lebih suka merayap, kebanyakan ordo Phtiraptera yangn semuanya adalah parasit). Dalam bahasa Indonesia keduanya tidak dibedakan, malah mencakup juga sebagian dari kerabat wereng (ordo Hemiptera) dan beberapa anggota ordo Coleoptera. Untuk menjelaskan, diberi keterangan di belakang kata "kutu". Para biologiwan berusaha mendayagunakan kata tuma bagi kelompok Phtiraptera, walaupun menyadari terdapat kesulitan dalam penerapannya.





B. Jenis-jenis Kutu
a. Kutu Busuk
Description: C:\Users\LENOVO\Pictures\vektor\kutu-busuk.jpg      Description: C:\Users\LENOVO\Pictures\vektor\Kutu Kasur (kepinding).jpg
b.  Kutu Kucing
Description: C:\Users\LENOVO\Pictures\vektor\kutu-kucing.jpg





c. Kutu Kepala
Description: C:\Users\LENOVO\Pictures\vektor\menghilangkan-kutu-rambut.jpgDescription: C:\Users\LENOVO\Pictures\vektor\kutu rambut.jpg

  
   







d. Kutu Beras
Description: C:\Users\LENOVO\Pictures\vektor\kutu beras.jpg     Description: C:\Users\LENOVO\Pictures\vektor\kutu beras 1.jpg
e. Kutu Pubis/Kelamin
Description: C:\Users\LENOVO\Pictures\vektor\kutu kemaluan 1.jpg
Description: C:\Users\LENOVO\Pictures\vektor\kutu kelamin.jpg

a.      Kutu Busuk
a)       Pengertian Kutu Busuk
Kutu busuk adalah serangga parasit dari keluarga Cimicidae. Kutu busuk dikenal sebagai spesies yang meminum darah manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Kutu busuk senang tinggal di rumah manusia, khususnya pada tempat tidur.Kutu busuk biasa tinggal dan bertelur di lipatan tempat tidur atau bantal dan tempat-tempat tersembunyi lainnya. Kutu busuk bisa menggigit tanpa disadari korbannya, biasanya ia akan agresif pada malam hari. ia akan menimbulkan bekas gigitannya yang berupa bentol dan terasa gatal serta panas pada korbannya. Serangga parasit ini bisa menimbulkan penyakit ruam-ruam, efek psikologis, dan gejala alergi. Hewan ini beraroma tidak sedap dan sangat menyengat di hidung.
b)      Morfologi Kutu Busuk
(a)    Telur
            Telur Phthirus pubis berwarna putih kekuningan, memiliki panjang sekitar 1 mm dan melekat kuat pada rambut atau pakaian. Beberapa telur dapat melekat pada sehelai rambut. Betina meletakkan sekitar tiga telur per hari, dan kesuburan pada 26-30 telur. Penetasan terjadi dalam 6-8 hari, dan pertumbuhan membutuhkan waktu 13-17 hari pada suhu kulit normal.
(b)   Nimfa
            Nimfa menyerupai dewasa, tetapi lebih kecil. Tahap ketiga pada nimfa jantan memiliki panjang 1,3-1,4 mm dan biasanya dengan dua tuberkel lateral. Tahap ketiga nimfa betina memiliki panjang 1,0-1,5 mm panjang dan biasanya dengan empat tuberkel lateral
(c)    Dewasa
            Phthirus pubis berbentuk pipih dorsoventral, bilateral simetris, tidak bersayap. Bentuk mulut tipe menusuk dan menghisap. Mempunyai spirakel di bagian dorso ventral. Ada yang berpleural plate ada yang tidak. Metamorfosis tidak lengkap, terjadi perubahan dari telur, nimfa, akhirnya menjadi dewasa.Kepala Phthirus pubis terdapat clupeus, frons, letaknya antara antena dan mata, sepasang mata faset (jelas terlihat), sepasang antena yang bersegmen empat buah dan haustellum, terdapat labrum, epifaring, dan prestomal teeth.
Thorax pada Phthirus 1 pasang scpirakel dan 3 pasang kaki kuat dengan claw (cengkram). Segmen thorax tidak terlihat jelas pada Phthirus, terdiri atas prothorax, mesothorax dan metathorax. Kaki terdiri atas: coxa, trochanter, femur, tibia tumb, tarsus, tarsal claw (kuku).
Abdomen Phthirus pada tiap segmen terdapat pleural plate, di bagian dorso lateral terdapat abdominal spirakel dan tranverse band. Segmen abdominal ada 9 buah. Pada hewan jantan segmen terakhir ada adeagus dan bentuknya asimetris, sedangkan pada betina terdapat gonopodia, simetris. Segmen ke 3-5 bersatu dan pada segmen tersebut terdapat 3 pasang spirakel yang bersatu dalam satu segmen. Pada segmen ke 6-8 hanya terdapat 1 pasang spirakel saja pada tiap segmen. Pada segmen ke 1 dan 2 menghilang. Segmen ke 9 yaitu alat kelamin.

(d)   Distribusi atau Penyebaran
Di seluruh dunia, termasuk semua negara-negara maju. Meskipun Phthirus pubis terjadi di Eropa, Asia, Afrika, Amerika Utara dan Australia, dan ditemukan pada negro serta kulit putih. Phthirus pubis kurang sering terjadi pada pria daripada Pediculus dan tampaknya parasit terutama pada orang-orang yang memimpin kehidupan seksual yang aktif. Sejauh ini, telah dua kali direkam pada host selain manusia, yaitu anjing (Nuttall, 2009).
c)       Klasifikasi Kutu Busuk
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Hemiptera
Family : Cimicidae
Genus :Cimex Spesies :
Cimex lectularius

 







d)      Epidemiologi
Epidemiologi kutu busuk atau Bed bugs terjadi di lingkungan kita dengan tingkat penularan signifikan di negara maju, sementara menurun dari tahun 1930-an hingga 1980-an, telah meningkat secara dramatis sejak 1980-an.. Sebelumnya, kutu busuk berkembangbiak secara umum di negara berkembang, tetapi jarang di negara maju. Peningkatan di negara maju mungkin telah disebabkan oleh perjalanan internasional meningkat, resistensi terhadap insektisida, dan penggunaan yang baru metode pengendalian hama yang tidak mempengaruhi kutu busuk. Penurunan populasi kutu busuk setelah tahun 1930-an di negara maju diyakini sebagian karena penggunaan DDT untuk membunuh kecoa. Penemuan vacuum cleaner dan penyederhanaan desain furnitur mungkin juga memainkan Peranan penting. Yang lain percaya itu hanya mungkin sifat siklus organisme.
Kutu busuk (Cimex lectularius) adalah spesies dengan tingkat adaptasi terbaik di lingkungan manusia. Hal ini ditemukan di daerah beriklim sedang di seluruh dunia. Spesies lainnya termasuk Cimex hemipterus, ditemukan di daerah tropis, yang juga burung dan unggas dan kelelawar, dan Leptocimex boueti, ditemukan di daerah tropis Afrika Barat dan Selatan Amerika, yang infests kelelawar dan manusia. Cimex pilosellus dan Cimex pipistrella terutama merundung kelelawar, sementara Haematosiphon inodora, spesies Amerika Utara, terutama burung dan unggas.


e)      Gejala Klinik
Sampai sekarang tidak ada bukti-bukti bahwa kutu busuk berfungsi sebagai vektor transmisi penyakit-penyakit manusia. Kutu busuk mengganggu kesenangan manusia karena menggigit dan menghisap darah manusia. Kutu busuk paling suka darah manusia, tetapi kadang-kadang juga menghisap darah ayam, unggas lainnya, tikus, binatang-binatang lain. Mereka hisap darah untuk makanan mereka. Ada orang yang sangat sensitif terhadap gigitan kutu busuk, tempat yang digigit menjadi merah, bengkak dan gatal, ini disebut sebagai penyakit ruam-ruam. Tetapi ada juga orang-orang yang seolah-olah tidak merasa apa apa kalau digigit oleh kutu busuk. Kutu busuk mempunyai kebiasaan untuk degaekasi segara sehabis menghisap darah. Tempat gigitan yang menjadi gatal digaruk-garuk dan faeces kutu busuk terdorong masuk kedalam luka bekas gigitan, tetapi dengan cara ini tidak ada penularan penyakit
f)        Diagnosis
Gigitan kutu busuk sebenarnya tidak menyakitkan karena air liur meraka mengandung zat anestesi. Akan tetapi adanya antikoagulan atau kandungan pengencer darah dalam air liur kutu busuk menyebabkan sebagian orang mengembangkan reaksi alergi pada kulitnya.
Reaksi ini sebenarnya bervariasi di masing-masing orang, bisa ringan atau bahkan berat. Hal ini tergantung dari beberapa faktor, misalnya kekebalan individu yang bersangkutan. Demikian dikutip dari AsiaOne, Selasa (17/9/2013).
Beberapa saat setelah digigit kutu busuk, kulit akan menjadi gatal dan timbul bentol yang memerah, dan bahkan lecet. Dijelaskan dr Chan Chew Yuin, dermatolog di Dermatology Associates di Gleneagles Medical Centre, gigitan kutu busuk umumnya muncul di bagian tubuh yang terbuka,seperti wajah, leher, lengan dan kaki.
Gigitan kutu busuk bisa jadi infeksi apabila orang yang digigit menggaruk berlebihan hingga menjadi luka. Meski luka bisa sembuh, namun bisa jadi meninggalkan jaringan kulit atau terjadi peningkatan pigmentasi kulit sehigga muncul tanda hitam di bekas bentolan tersebut.
b.      Kutu Kucing
a)      Pengertian Kutu kucing
Kutu kucing adalah kutu dari keluarga puliciade. Kutu kucing dikenal juga sebagai kutu yang berparasit pada kucing yang dapat menyebabkan gatal pada tubuh kucing. Kutu kucing terdapat di dalam bulu-bulu kucing.
b)     Morfologi
Kutu jenis ini memiliki ciri-ciri tidak bersayap, memiliki tungkai panjang, dan koksa-koksa sangat besar, Tubuh gepeng di sebelah lateral dilengkapi banyak duri yang mengarah ke belakang dan rambut keras, Sungut pendek dan terletak dalam lekuk-lekuk di dalam kepala, Bagian mulut tipe penghisap dengan 3 stilet penusuk, Metamorfosis sempurna (telur-larva-pupa-imago), Telur tidak berperekat, abdomen terdiri dari 10 ruas, Larva tidak bertungkai kecil, dan keputihan, Memiliki 2 ktinidia baik genal maupun prenatal. Perbedaan antara jantan dan betina dapat dilihat dari struktur tubuhnya, yaitu jika jantan pada ujung posterior bentuknya seperti tombak yang mengarah ke atas dan antenna lebih panjang, sedangkan tubuh betina berakhir bulat dan antenna nya lebih pendek dari jantan Kutu kucing ini berwarna coklat kemerahan sampai hitam, dengan betina yang warna nya sedikit berbeda. Selain dari sedikit perbedaan dalam ukuran dan warna, fitur utama lainnya membedakan antara jantan dan betina adalah adanya kompleks, alat kelamin berbentuk bekicot pada laki-laki. Ctenocephalides felis dibedakan dari kutu lain dengan ctenidia karakteristik, atau sisir, tetapi memiliki ctenidium pronotal dan ctenidium genal dengan lebih dari 5 gigi. Morfologi kutu kucing adalah mirip dengan kutu anjing, canis Ctenocephalides, tetapi kutu kucing memiliki karakteristik dahi miring. Tibia belakang juga berbeda dari spesies loak lainnya dalam hal ini tidak memiliki gigi apikal luar. Semua anggota ordo Siphonaptera memiliki otot yang kuat berisi bresilin, protein sangat elastis, di kaki mereka, yang memungkinkan kutu melompat setinggi 33 cm.Larva kutu mirip belatung kecil dengan bulu pendek dan rahang untuk mengunyah. Kepompong hidup terbungkus dalam kepompong sutra-puing bertaburan dengan alur kehidupan.
c)      Klasifikasi Kutu Kucing
Domain : Eukaryota (Whittaker & Margulis, 1978)
Kingdom : Animalia (Linnaeus, 1758)
Phylum : Arthropoda (Latreille, 1829)
Subphylum : Mandibula (Snodgrass, 1938)
Class : Insecta (Linnaeus, 1758)
Subclass : Dicondylia
Order : Siphonaptera
Family : Pulicidae
Subfamily : Pulicinae
Genus : Ctenocephalides (Stiles & Collins, 1930)
Spesies : Ctenocephalides felis (Bouche, 1835)
d)     Gejala klinik
Gejala-gejala alergi meliputi gatal parah, bulu rontok, lemah, lesu dan anemia. Selain gatal-gatal, gigitan kutu juga dapat menyebabkan infeksi sekunder.Saat hewan peliharaan terinfeksi, sejumlah besar kutu juga bisa hidup pada karpet dan selimut yang pada akhirnya turut menggigit sang pemilik.
Gigitan kutu kucing pada manusia muncul sebagai benjolan kecil berwarna merah yang terasa gatal.Benjolan ini biasanya muncul di pergelangan kaki dan kaki bagian bawah. Jika alergi terhadap air liur kutu, maka seseorang dapat mengalami reaksi alergi.
e)      Diagnosis
Penyakit ini sering tertukar dengan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur (ringworm). Diagnosa penyakit biasanya dilakukan dengan cara memeriksa kerokan kulit dibawah mikroskop. Biasanya dalam kerokan kulit tersebut ditemukan banyak tungau.
c.       Kutu Kepala
a)      Pengertian kutu kepala
Peduculosis adalah gangguan pada rambut kepala yang disebabkan oleh infeksi kutu rambut, yang disebut Pediculus humanus capitis atau Pediculus hamnus var capitis (Ph.capitis). Pediculosis telah dikenal sejak jaman dahulu dan ditemukan kosmopolit (di seluruh dunia).
Kutu rambut ini merupakan ektroparasit bagi manusia. Tempat-tempat yang disukainya adalah rambut bagian belakang kepala, yang paling sering menggigit pada bagian belakang kepala dan kuduk. Gigitannya akan menyebabkan iritasi pada kulit yang disebabkan oleh air liur yang dikeluarkan pada waktu menghisap darah penderita.
b)     Morfologi Kutu Kepala
Kutu rambut dewasa berbentuk pipih dan memanjang, berwarna putih abu-abu, kepala ovoid bersudut, abdomen terdiri dari 9 ruas, thorax dari khitir seomennya bersatu. Pada kepala tampak sepasang mata sederhana disebelah lateral, sepasang antena pendekyang terdiri atas 5 ruas dan probocis, alat penusuk yang dapat memanjang. Tiap ruas thorax yang telah bersatu mempunyai sepasang kaki kuat yang terdiri dari 5 ruas dan berakhir sebagai satu sapit menyerupai kait yang berhadapan dengan tonjolan tibia yang berpegangan erat pada rambut.
Kutu rambut jantan berukuran 2mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf “V”. Sedangkan kutu rambut betina berukuran 3mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf “V” terbalik. Pada ruas abdomen terakhir mempunyai lubang kelamin di tengah bagian dorsal dan 2 tonjolan genital di bagian lateral yang memegang rambut selama melekatkan telur. Jumlah telur yang diletakkan selama hidupnya diperkirakan 140 butir.
(a)    Nimfa
Nimfa berbentuk seperti kutu rambut. Dewasa hanya berbentuk lebih kecil.
(b)   Telur
Telur berwarna putih mempunyai oper culum 0,6-0.8 mm disebut “Nits”. Bentuknya lonjong dan memiliki perekat, sehingga melekat erat dalam waktu 5-10 hari.
c)      Klasifikasi Kutu Kepala
Kingdom   :  Animalia
Phyllum     : Arthropoda
Kelas         : Insecta
 Ordo         : Phthiraptera
Sub Ordo  : Anoplura
Famili        : Pediculidae
Genus        : Pediculus
Spesies      : Pediculus humanus capitis
d)     Epidemiologi
Kutu kepala merupakan parasit manusia saja dan tersebar di seluruh dunia. Tempat-tempat yang disukainya adalah rambut pada bagian belakang kepala. Kutu rambut kepala dapat bergerak dengan cepat dan mudah berpindah dari satu hospes ke hospes lain. Kutu rambut ini dapat bertahan 10 hari pada suhu 5oc tanpa makan, dapat menghisap darah untuk waktu yang lama, mati pada suhu 400c. Panas yang lembang pada suhu 600c memusnahkan telur dalam waktu 15-30 menit. Kutu rambut kepala mudah ditularkan melalui kontak langsung atau dengan perantara barang-barang yang dipakai bersama-sama. Misalnya sisir, sikat rambut, topi dan lain-lain.
Pada infeksi berat, helaian rambut akan melekat satu dengan yang lainnya dan mengeras, dapat ditemukan banyak kutu rambut dewasa, telur (nits) dan eksudat nanah yang berasal dari gigitan yang meradang. Infeksi mudah terjadi dengan kontak langsung. Pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan kepala.


e)      Gejala klinik
ü  Sering gatal. Reaksi alergi dari cairan yang disuntikan oleh kutu pada saat menghisap darah dapat menghasilkan benjolan merah yang gatal pada kulit kepala anda, leher dan pundak. Beberapa orang, khususnya yang baru pertama kali memiliki, tidak mengalami gatal.
ü   Kutu dewasa di atas kulit kepala. Titik yang paling umum terdapat kutu dewasa tersembunyi dibelakang telinga anda dan sepanjang belakang dari leher anda. Kutu sangat kecil, seukuran benih stroberi, tapi mereka dapat berukuran 1/8 inch (3 milimeter).
ü  Telur kutu pada batang rambut. Telur kutu sering dikira ketombe karena mirip, tapi tidak seperti ketombe, telur kutu mudah untuk dibersihkan.
f)       Diagnosis
      Diagnosis dari kutu kepala dapat dengan menemukan nimpa atau kutu dewasa pada kulit kepala atau rambut seseorang. Nimpa hidup atau kutu dewasa sangat sulit ditemukan. Hal ini disebabkan ukurannya yang kecil, cepat berpindah tempat, dan sering menghindari cahaya.
      Apabila nimpa atau kutu dewasa tidak ditemukan, dengan terhadap kutu rambut dapat dipikirkan apabila menemukan telur yang menempel kurang dari 1 cm dari pangkal rambut. Telur lebih mudah untuk ditemukan, terutama di daerah leher atau belakang telingga. Telur harus dibedakan dengan ketombe sebab telur lebih sulit dilepaskan akibat menempel karena pekat yang dihasilkan oleh kutu rambut.



d.      Kutu Beras
a)      Pengertian kutu beras
       Kutu beras adalah nama umum bagi sekelompok serangga kecil anggota marga Tenebrio dan Tribolium (ordo Coleoptera) yang dikenal gemar menghuni biji-bijian/serealia yang disimpan. Kumbang beras adalah hama gudang yang sangat merugikan dan sulit dikendalikan bila telah menyerang dan tidak hanya menyerang gabah/beras tetapi juga bulir jagung, berbagai jenis gandum, jewawut, sorgum, serta biji kacang-kacangan. Larvanya bersarang di dalam bulir/biji, sedangkan imagonya memakan tepung yang ada.
b)     Morfologi
      Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah menjadi hitam. Terdapat 4 bercak berwarna kuningagak kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. Apabila kumbang hidup pada jagung, ukuran rata-rata ± 4,5 mm, sedang pada beras hanya ± 3,5 mm. larva kumbang tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti kumbang dewasa.
      Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat menghasilkan telur sampai 300-400 butir. Telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu. Lubang gerekan biasanya dibut sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan bantuan moncongnya adalah telur yang berbentuk lonjong. Stadia telur berlangsung selama ± 7 hari. Larva yng telah menetas akan langsung menggerek butiran beras yang menjadi tempat hidupnya. Selama beberap waktu, larva akan tetap berada di lubang gerekan, demikian pula imagonya juga akan berada di dalam lubang selama ± 5 hari. Siklus hidup hama ini sekitar 28-90 hari, tetapi umumnya selama ± 31 hari. Panjang pendeknya siklus hidup ham ini tergantung pada temperatur ruang simpan, kelembapan diruang simpan, dan jenis produk yang diserang (Naynienay, 2008).
      Sitophilus oryzae hidup di tumpukan bahan pangan, seperti beras, jagung dan gandum. Kutu ini berkembang biak sangat cepat. Bedasarkan penelitian, kutu betina dapat bertelur 2 - 6 butir setiap harinya. Untuk menyimpan telurnya, kutu betina melubangi bulir beras dengan rahangnya. Satu lubang hanya untuk satu butir telur. Kutu beras dapat hidup selama beberapa bulan. Selama hidup, kutu betina mampu menghasilkan sekitar 400 butir telur. Telur akan menetas menjadi larva setelah 3 hari. Larva akan hidup pada lubang beras selama 18 hari. Setelah itu akan menjadi pupa selama 5 hari, lalu bermetamorfosis menjadi kutu. Kutu beras merupakan hama perusak bahan pangan. kutu ini tidak hanya menyerang beras, jagung dan gandum, tetapi juga merusak bahan pangan lainnya seperti sorgum, ketela, kedelai, kacang hijau, biji semangka, hingga biji bunga matahari.
c)      Klasifikasi
 kingdom        : Animalia
Filum               : Antropoda
Kelas               : Insect
Ordo                : Coleopteran
Famil               : Cureulionidae
Genus              : Sitophilus
Spesies            : Sitophilus oryzae
e.       Kutu Pubis (kutu kelamin)
a)      Pengertian kutu pubis
      Phthirus pubis adalah serangga parasit penghisap darah yang hidup di kulit sekitar kelamin manusia. Kutu kelamin biasanya menular melalui hubungan seksual. Penularan dari orang tua kepada anak lebih mungkin terjadi melalui rute pemakaian handuk, pakaian, tempat tidur atau closets yang sama secara bergantian. Kutu Pubic menyebar melalui keringat saat kontak tubuh atau seksual. Pasangan seks si pasien dalam waktu 30 hari sebelumnya harus dievaluasi dan diobati, dan kontak seksual harus dihindari sampai perawatan berakhir dengan kesembuhan.
b)     Morfologi
Kepala
·      terdapat sepasang antenna
·       Sepasang mata facet
·      Haustellum alat mulut
Thorax
·         terdiri atas ( protothorax, mesothorax, metathorax) terdapat :
·          Kaki yang kuat  (3 pasang)
·         pada protothorax antara coxa kaki 1 dan 2 terdapat 1 pasang spirakel

(a)    Telur (Nits)
Putih jernih, < 1 mm, mempunyai corona (operkulum)
(b)   Nympha 
-Ukuran 1-2 mm
-Antena hanya bersegmen 3 buah
-Bentuk hampir sama dengan imago hanya alat kelaminbelum sempurna
-Telur berkembang menjadi nympha pada hari ke-5
c)              Klasifikasi
Kindom     : animalia
Pilum         : arthtropoda
Class           : insecta
Order         : phthiraptera
Suborder   : anoplura
Family        : pthiridae
Genus        : pthirus
Species      : p. Pubis
d)             Epidemiologi
Angka prevalensi dan kejadian pubis pediculosis sebagian besar perkiraan. Satu studi rinci (Simms et al., 2006) menemukan kejadian sekitar 33 kasus pubis pediculosis tahunan per 100.000 orang, dengan dua kali lebih banyak laki-laki sebagai perempuan memiliki infestasi kutu kemaluan. Seperti dengan PMS lain, pubis pediculosis paling sering terjadi pada dewasa muda. Di Inggris, insidensi tahunan adalah 74 kasus per 100.000 orang dalam 15 – untuk kelompok usia 24 tahun (. Simms et al,
2006), yang merupakan dua kali tingkat kutu yang ditemukan dalam populasi secara keseluruhan .
         Telur kutu (nits) yang mengkilat dan tembus pandang disekresikan oleh kutu ke poros rambut manusia. Kutu dewasa hidup dan mencari makan di dasar rambut. Ketika kutu mengisap darah mereka menyuntikkan air liur, dan air liur yang terus menerus keluar inilah yang menyebabkan gatal yang sangat merepotkan terutama pada malam hari. Pasien mulai menggaruk hingga daerah garukan tampak seperti terbakar. 
         Rasa gatal dari Penyakit Kutu Kelamin dihasilkan oleh sensitisasi alergi terhadap antigen kutu, dan reaksi alergi ini membutuhkan waktu untuk berkembang. Dari pertama kali seseorang terinfeksi dengan kutu kemaluan hingga gatal parah mungkin memerlukan lima sampai lima belas hari, tetapi reinfestasi akan memulai rasa gatal dalam waktu dua puluh empat jam.
e) Diagnosis
      Penyakit Kutu Kelamin dapat diperoleh melalui kontak fisik dekat dengan orang yang memiliki kutu atau oleh kontak dengan handuk baru kutu-penuh atau tempat tidur. Kutu yang tidak bersentuhan dengan orang biasanya akan mati dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam. Penyakit ini cukup menular, dan orang yang berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi akan memperoleh resiko penularan kutu kemaluan lebih besar dari 90%. Kondom tidak akan mencegah penularan kutu kemaluan (Eckert & Lentz, 2007a; Frenkl & Potts, 2007; Leone, 2007; Shoemaker et al, 2007.). Diagnosis ditegakkan dengan menemukan specimen kutu atau telur kutu pada penampakan mikroskopis. Diagnosis juga ditegakkan dengan melihat gejala-gejala klinis yang timbul.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
          Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kutu merupakan parasit. Dan selama kutu tersebut masih dalam keadaan hidup mereka akan sangat menganggu , kebiasaan mereka hanya menghisap darah kecuali kutu beras. Kutu tidak bisa hidup tanpa darah, berikut merupakan jenis-jenis kutu penghisap darah : Kutu Busuk, Kutu Kucing, Kutu Kepala, dan kutu pubis. Sedangkan Kutu beras itu sendiri merupakan serangga kecil yang gemar menghuni biji-bijian yang disimpan yang akan sangat merugikan jika mereka memakan semua biji-bijian yang telah disimpan.
B.     Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan sebagai hasil kajian makalah ini adalah
a.       Bahwa seorang Calon Tenaga Kesehatan kesehatan masyarakat  yang sangat berperan dalam pengendalian vector kutu yang hidup disekitar makhluk hidup.
b.      Setelah mengetahui cara pengendalian yang tepat, hendaknya dapat diterapkan dikehehidupan sehari-hari untuk menghindari serangan Parasit ini yang dapat menyebabkan Penyakit ruam-ruam, alergi, dan anemia.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, olehnya itu kami mengharapkan agar kiranya, pembaca dapat memberikan masukan atau kritik sebagai bahan pertimbangan agar pada kesempatan berikutnya, dapat meminimalisir keselahan-kesalahan dalam penyusunan
makalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar